Nama lengkap Ibnu 'Abbas Adalah 'Abdullah bin 'Abbas bin 'Abd al-Mutalib bin Hasyim bin 'Abd Manaf al-Quraishi al- Hasyimi. Beliau adalah salah seorang sahabat nabi yang sangat ahli dalam bidang tafsir. Beliau memang tidak menyusun kitab tafsir secara keseluruhan, tetapi tafsir-tafsirnya dibukukan oleh seorang ulama yang bernama Abu Thahir Muhammad bin Ya'qub al-Fairuzzabadi al-Syafi'i, penyusun Kamus Al-Muhith. Kitab tafsir ini bernama "Tanwirul Miqbas min Tafsir Ibnu 'Abbas".
Ibnu 'Abbas dalam menafsirkan al-Qur'an terkadang mengutip keterangan-keterangan dari Ahli Kitab dan terkadang menggunakan syair-syair arab kuno sebagai unsur pembuktian dan membantu pemahaman terhadap lafal-lafal yang Gharib dari al-Qur'an.
Riwayat-riwayat yang diambil dari Ibnu 'Abbas cukup banyak, ada yang shahih dan ada pula yang lemah. di antara periwayatan yang paling masyhur adalah:
1. Dari Mu'awiyah bin Shalih, dari Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu 'Abbas. Riwayat inilah yang paling baik kualitasnya.
2. Dari Qais bin Muslim al-Kufi, dari 'Atha bin as-Sa'ib, dari Sa'id bin Jubair, dari Ibnu 'Abbas. Jalur riwayat ini juga masih dianggap shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim.
3. Dari Ibnu Ishaq, pengarang "As-Siyar" , dari Muhammad bin Muhammad maula, keluarga Zaid bin Tsabit, dari Ikrimah atau Sa'id bin Jubair, dari Jubair, dari Ibnu 'Abbas. Jalur ini cukup baik dan sanadnya hasan.
4. Dari Abdul Malik bin Juraij dari Ibnu 'Abbas. Jalan periwayatan ini masih perlu diteliti lagi dengan kritis, karena Ibnu Juraij meriwayatkan tafsir setiap ayat, baik yang shahih maupun tidak.
5. Dari al-Dhahak bin Muzahim al-Hilali, dari Ibnu 'Abbas. Jalur ini tidak dapat diterima karena al-Dhahak diperselisihkan keterpercayaannya disamping sanadnya juga tidak bersambung ke Ibnu 'Abbas.
6. Melalui 'Athiyah al-Aufi, dari Ibnu 'Abbas. jalan periwayatan ini tertolak karena 'Athiyah adalah seorang yang lemah, namun terkadang ia dinilai hasan oleh Tirmidzi.
7. Dari Muqatil bin Sulaiman. Muqatil adalah seorang yang dha'if. Ia meriwayatkan dari Mujahid dan al-Dhahak, padahal ia tidak mendengar langsung dari mereka. Ia dinyatakan berusta oleh banyak orang, bahkan tidak seorangpun menilainya sebagai orang yang dapat dipercaya. Imam Ahmad mengatakan, "Saya sama sekali tidak ingin meriwayatkan apapun darinya (Muqatil bin Sulaiman)".
8. Dari Muhammad bin as-Sa'ib al-Kalbi, dari Abu Shalih, dari Ibnu 'Abbas. ini adalah jalur yang paling lemah. As-Suyuthi mengatakan dalam Al-Itqan, "Jika digabungkan dengan periwayatan al-Kalbi, riwayat Muhammad bin Marwan as-Suddi Ash-Shaghir, dari Abu Shalih dari Ibnu Abbas, maka akan menjadi suatu mata rantai dusta (silsilah kadzab)".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar